Softskill

Kamis, 23 Maret 2017

Ilmu Budaya Dasar - Orientasi Budaya

KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

    Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang bagus dari pembaca agar menjadi makalah yang bagus.


                                                                                      
Bekasi, 23 Maret 2017

   Ryan Afie Naufal








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..........1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………….3
1.2 Rumususan Masalah……………………………………………………………………....3
1.3 Tujuan Masalah……………………………………………………………………………...3
BAB II ISI
2.1 Nilai-Nilai budaya Indonesia…………………………………………………………….4
2.2 Kebudayaan di Indonesia………………………………………………………………..7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….....11
3.2 Saran ………………………………………………………………………………………....11




PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya di Indonesia itu sangat banyak dan beranekaragam, sehingga banyak menarik perhatian orang-orang asing yang tertarik dengan budaya kita ini. Akan tetapi kita sendiri saja masih kurang peduli dengan budaya negara sendiri, sehingga negara luar Indonesia ingin mengklaim budaya kita yang sudah mulai terlupaka sedikit demi sedikit.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana agar masyarakat Indonesia tetap ingin melindungi budaya negara sendiri?
2. Cara apa agar budaya sendiri tidak terlupakan?
3. Kenapa budaya sendiri harus dilindungi?

1.3 Tujuan
1. Agar budaya di Indonesia tidak punah begitu saja.
2. Ingin budaya sendiri bisa dikenal lebih luas ke luar negeri.
3. Mengetahui banyaknya keanekaragaman Bahasa yang ada di Indonesia




ISI
2.1 Nilai-Nilai Budaya Indonesia
Masyarakat Indonesia menunjukkan suatu aneka warna yang besar dalam hal budaya dan bahasa. Hal tersebut menjadikan mayoritas masyarakat Indonesia bangga akan Bhineka Tunggal Ika yang melambangkan bangsa Indonesia itu sendiri. Keanekaragaman budaya dan bahasa yang ada di Indonesia memunculkan masalah kebudayaan nasional bangsa Indonesia yang menyangkut masalah kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri. Masalah kepribadian bangsa Indonesia tidak hanya mengenai identitas bangsa Indonesia saja, tetapi juga menyangkut tujuan utama bangsa Indonesia untuk hidup sebagai bangsa yang tentram.
Theodorson dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip – prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson relatif sangat kuat dan bahkan bersifat emosional. Setiap individu dalam melaksanakan aktifitas sosialnya selalu berdasarkan serta berpedoman kepada nilai–nilai atau sistem nilai yang ada dan hidup dalam masyarakat itu sendiri.
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.

Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi.
Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu :



1. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas)
2. Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut
3.Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka  acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).

Sistem Nilai Budaya, Pandangan Hidup, dan Ideologi. Sistem budaya merupakan tingkatan tingkat yang paling tinggi dan abstrak dalam adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai – nilai budaya itu merupakan konsep – konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari dari warga suatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai , berharga, dan penting dalam hidup, agar dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan para warga masyarakat itu sendiri.



Kebudayaan khas masyarakat Indonesia adalah gotong royong. Gotong royong merupakan suatu konsep yang erat sangkut pautnya dengan kehidupan rakyat Indonesia sebagai masyrakat agraris, oleh karena itu gotong royong bernilai tinggi. Nilai gotong royong merupakan latar belakang dari segala aktivitas tolong menolong antar masyarakat. Aktivitas tersebut tampak dalam antar tetangga, antar kerabat dan terjadi secara spontan tanpa ada permintaan atau pamrih.

Gotong royong mengandung 4 konsep yaitu Pertama, Manusia tidak hidup sendiri di dunia ini, tetapi dikelilingi oleh komunitasnya, masyarakatnya dan alam semesta sekitarnya. Kedua, Dalam segala aspek kehidupan manusia pada hakekatnya tergantung terhadap sesamanya. Ketiga, Memelihara hubungan baik dengan sesamanya, terdorong oleh jiwa sama-rata sama-rasa dan sama-sama. Keempat, Selalu berusaha untuk sedapat mungkin bersifat konform, berbuat sama dan bersama dengan sesamanya. Namun semenjak perubahan teknologi dan sosial yang secara pesat, membuat budaya gotong royong mulai memudar.
 

Budaya dan Manusia Indonesia lainnya yaitu saling menghargai. Saling menghargai adalah salah satu dampak positif dari keberagaman suku di Indonesia, dengan banyaknya perbedaan dan keberagaman di Indonesia, justru membuat bangsa Indonesia belajar mengesampingkan perbedaan dan lebih menghargai  agar tidak terjadi gesekan antar sesama bangsa Indonesia.
Musyawarah atau mufakat berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa Arab yang berarti berunding, urun rembuk atau mengatakan dan mengajukan sesuatu.Istilah-istilah lain dalam tata Negara Indonesia dan kehidupan modern tentang musyawarah dikenal dengan sebutan “syuro”, “rembug desa”, “kerapatan nagari” bahkan “demokrasi”.Musyawarah atau mufakat adalah nilai yang begitu melekat pada bangsa Indonesia, nilai ini menekankan alangkah lebih baiknya jika segala sesuatunya dirundingkan terlebih dahulu dan ditimbang baik atau buruknya
Manusia di Indonesia itu sangat terkenal keramahannya terhadap orang-orang asing yang sedang berwisata ke Indonesia, dan memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi. Di era modern ini rasa sosial seperti itu sudah mulai menghilang perlahan-lahan, banyak sekali keributan yang tidak penting di mesia sosial karena perbedaan pendapat antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya.
2.2 Kebudayaan di Indonesia

1. Wayang



Seni pertunjukan asli dari Indonesia yang berkembang di Pulau Jawa dan Bali ini sudah dikenal sejak beratus-ratu tahun yang lalu. Prasasti Balitung yang ada sejak abad ke-4 membuktikan tentang keberadaan wayang pada saat itu, dengan catatan “galigi mawayang”. Dalam perkembangannya, terdapat beberapa jenis wayang, seperti wayang kulit, wayang golek, hingga wayang orang, dengan cerita yang semakin berkembang pula. Pada tanggal 7 November 2003, UNESCO juga sudah mengakui wayang sebagai salah satu seni bertutur budaya Indonesia dalam daftar “Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity”. 

2. Batik

 


Batik Indonesia, termasuk juga budaya, teknik, serta pengembangan motif dan teknologinya, telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009. Sejak itu, setiap tanggal 2 Oktober, Indonesia selalu memperingati Hari Batik Nasional.

3. Angklung


 

Dulunya, angklung dimainkan untuk memanggil Dewi Sri (dewi padi) untuk turun ke bumi, agar tanaman masyarakat tumbuh subur. Hingga sekarang, alat musik tradisional dari Jawa Barat tersebut, masih sering dimainkan dengan cara digoyangkan, dalam berbagai upacara adat dan kegiatan nasional.

 4. Rumah Adat Indonesia

 
Di Indonesia terdiri dari banyak jenis rumah adat. Rumah adat ini merupakan bangunan khas suatu daerah. Rumah adat memiliki fungsi yang berbeda-beda setiap daerahnya. Berikut ini adalah contoh rumah adat beserta dengan asalnya :
Gadang : Minangkabau/Sumatera Barat
Limas : Sumatra Selatan
Joglo : Jawa tengah dan jawa timur
Kesepuhan : Jawa Barat dan Banten
Rumah panjang : Kalbar dan Kalsel
Lamin : Kaliman Timur
Tongkonan : Sulawesi Selatan
Honai : Papua

5. Tari Pendet


 
Tari bernuansa sakral ini sekarang sudah berkembang sebagai tarian “ucapan selamat datang”, yang dikreasikan oleh salah seorang seniman Bali bernama I Wayan Rindi. Jika pada zaman dahulu tari yang berasal dari Pulau Dewata ini dilakukan dalam acara pemujaan di rumah ibadah umat Hindu, Pura, sekarang Tari Pendet sudah bisa sebagai sebuah persembahan bagi para tamu-tamu dalam acara-cara budaya Indonesia.





PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kita jadi tahu berbagai keanekaragaman di Indonesia dan sikap saling toleransi dan menghargai satu sama lain, jadi semakin ingin menjaga kelestarian budaya negara sendiri.
3.2 SARAN
Saran dari saya, sebelum kehilangan budaya kita karena tidak terurus atau tidak di perhatikan. Mari dari sekarang kita lestarikan budaya negara kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar